Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan Mohon maaf lahir & bathin.
Alhamdulillah, tidak terasa kita kembali akan bertemu Ramadhan, bulan yang penuh rahmah, maghfirah dan pembebasan dari neraka. Mudah-mudahan Allah memanjangkan usia kita sehingga bisa berkali-kali bertemu dengan bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan tahun ini(1430 H.) yang sudah diambang pintu.
Untuk memaksimalkan kita beribadah bulan Ramadhan 1430 H. tahun ini, berikut kami tampilkan jadwal Imsakiyah bulan Ramadhan 1430 H. Jadwal ini dihitung dengan markas perhitungan kurang lebih 300 kota-kota besar di Indonesia. Jadwal ini disertai prediksi tinggi hilal awal Ramadhan dan Syawal 1430 H. dihitung berdasarkan markas kotanya. Anda bisa download jadwal ini dengan syarat tidak merubah isi serta asal-usulnya. Tinggi kota di dalam jadwal ini berdasarkan tinggi rata-rata yang diolah dari Google Earth.
Keterangan Jadwal:
- IMSAK, yang dimaksud dengan imsak adalah jedah waktu 10 menit sebelum masuknya awal waktu puasa. Imsak ini ijtihad ulama karena adanya hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin malik dari Zaid bin Tsabit bahwa : “Kami sahur bersama Rosululloh SAW. Kemudian sholat Shubuh. Dan antara waktu sahur dengan waktu Shubuh berselang sekitar 50 ayat (membaca Al-Qur’an 50 ayat).”. Disimpulkan oleh ahli hisab bahwa jeda bacaan 50 ayat antara sahurnya Rosululloh dan waktu Shubuh tersebut sekitar 10 sampai 15 menit. Tanda-tanda waktu Shubuh dan Isyak termasuk sulit diamati diantara tanda-tanda waktu sholat lainnya, karena itu untuk menghindari batalnya puasa karena keterbatasan kita dalam mengobservasi fonemena alam yang berkaitan dengan masuknya waktu Shubuh maka seyogyanya di beri batasan Imsak untuk ihtiyat.
- SHUBUH, waktu Shubuh dimulai ketika munculnya Fajar Shodiq, yaitu cahaya keputih-putihan yang menyebar di ufuq timur. Menurut asumsi ahli hisab kita posisi matahari pada sa’at itu sekitar -20° dari ufuq timur, sebagian pendapat lainnya berkisar -15° sampai -19.5°, ditandai dengan mulai pudarnya cahaya bintang. Waktu Shubuh berakhir ketika piringan matahari sebelah atas muncul di ufuq timur.
- THULU’, yang dimaksud dengan Thulu’ atau Syuruq adalah muncul atau terbitnya matahari dari ufuk/horison timur.
- DLUCHA, waktu Dluha dimulai ketika ketinggian matahari sekitar satu tombak yakni 7 dziro’, dalam bahasa ahli hisab kita ketinggian matahari tersebut sekitar 4° 30’. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah ketinggian matahari sekitar dua tombak atau dalam ukuran ahli hisab 9°. Waktu Dluha berakhir ketika matahari tergelincir.
- DHUHUR, waktu Dhuhur dimulai ketika tergelincirnya matahari dari tengah langit ke arah barat ditandai dengan terbentuknya bayangan suatu benda sesaat setelah posisi matahari di tengah langit, atau bertambah panjangnya bayangan suatu benda, sesaat setelah posisi matahari di tengah langit dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.
- ASHAR, waktu Ashar dimulai ketika panjang bayangan suatu benda, sama dengan panjang benda tersebut dan berakhir ketika masuk waktu Maghrib. Terkecuali pendapat Imam Abu Hanifah, bahwa masuknya waktu Ahsar ialah ketika panjang bayangan suatu benda dua kali dari panjang bendanya. Dari dua ketentuan yang berbeda ini hendaklah difahami bahwa pada sa’at matahari tepat diatas titik zenit kadangkala tidak didapati bayangan sedikitpun disebabkan karena deklinasi matahari pada sa’at itu ada disekitar lintang tempat, sehingga mulainya waktu Ashar ialah pada sa’at panjang bayangan suatu benda sama dengan bendanya. Dan suatu sa’at ketika deklinasi matahari berlawanan dengan lintang tempat sehingga membentuk jarak zenit sekitar 45° maka pada sa’at matahari tepat diatas titik zenit sudah membentuk panjang bayangan suatu benda sama dengan panjang benda tersebut sehingga masuknya waktu Ashar ialah pada sa’at panjang bayangan suatu benda dua kali panjang benda tersebut.
- MAGHRIB, waktu Maghrib dimulai ketika terbenamnya semua piringan matahari di ufuq barat dan berakhir ketika masuk waktu Isya’.
- ISYA’, waktu Isya’ dimulai ketika hilangnya cahaya merah yang disebabkan terbenamnya matahari dari cakrawala dan berakhir ketika masuk waktu shubuh. Menurut asumsi ahli hisab kita posisi matahari pada sa’at itu sekitar -18° dari ufuq barat, sebagian pendapat lainnya berkisar -15° sampai -17.5°. sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, ketika hilangnya cahaya putih yakni ketinggian matahari sekitar -19°. Menurut jumhurul ulama akhir waktu isya' adalah masuknya waktu shubuh. Sebagian ulama berpendapat bahwa akhir waktu isya' adalah tengah malam dan juga ada yang berpendapat sepertiga malam.
- NISFUL LAIL, yang dimaksud dengan Nisful Lail adalah awal masuknya separo malam. Waktu ini hampir terabaikan oleh ahli hisab ketika membuat jadwal sholat, padahal waktu ini sangat erat kaitannya dengan awal waktu sholat malam serta masuknya waktu Bermalam di Muzdalifah, Melempar Jumroh dan Mencukur rambut dalam manasik haji. Ada sebagian kalangan yang menghitung nisful lail ini dengan acuan jam 12 malam istiwak, akan tetapi definisi tersebut menurut syar'I kurang pas. Yang dimaksud separuh malam adalah separuh malam yang akhir dihitung dari waktu maghrib dan waktu shubuh. Misalnya tanggal 17 Nopember 2007 untuk wilayah Gresik, waktu mahgrib = 17:29 WIB shubuh = 3:39 WIB. Maka nisful lail = 22:33:30 WIB / 23:19:18 Istiwak.
- BAYANG-BAYANG QIBLAT, adalah waktu dimana pada saat tersebut semua bayangan yang berdiri tegak akan menghadap ke arah Qib’at di Makkah Al-Mukarromah.
Mudah mudahan jadwal Imsakiyah ini bermanfaat bagi kita semua untuk memudahkan kita dalam beribadah di bulan Ramadhan 1430 H. sehingga tidak berbenturan dengan sekedul aktifitas kita di bulan tersebut, Amin.
Untuk download klik kanan nama kota lalu klik Save Target As
JADWAL IMSAKIYAH ROMADLON 1430 H. KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA
|
0 komentar:
Posting Komentar